Surabaya, Sejak 3 september
2015, terhitung lebih dari tiga ribu mahasiswa terdaftar dan masuk menjadi
mahasiswa baru di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Sayangnya,
semenjak itu hak mahasiswa baru untuk mendapatkan jas almamater belum dipenuhi
oleh pihak kampus, padahal secara administratif keuangan segala kewajiban
mahasiswa sudah dipenuhi.
Hampir satu tahun
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya angkatan
2015 belum mendapatkan almamater. Seperti yang kita tahu almamater
merupakan salah satu tanda pengenal yang melambangkan identitas
Universitas.
“Mahasiswa baru Telanjang
tanpa Almamater”, begitulah ungkapan Asroful Anam, mahasiswa Prodi Hukum Pidana
Islam (HPI) Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UINSA semester dua yang harus
melewatkan masa – masa perkuliahan semester satu hingga pertengahan semester
dua tanpa memiliki almamater.
Sebagai mahasiswa baru
Asroful sangat kebingungan ketika mengikuti kegiatan kampus maupun non kampus
seperti Road To School (RTS). Dalam kegiatan tersebut semua civitas
akademika diharuskan memakai almamater sedangkan dia belum mendapatkannya.
Alhasil, ia meminjam almamater seniornya. “Jangan sampai gara – gara almamater
yang terlambat mahasiswa tersendat untuk ikut kegiatan baik kampus maupun non
kampus” keluhnya.
Terkait keterlambatan
pembagian almamater, Achmad Fatoni, ketua DEMA FSH mewakili Dewan Eksekutif
Mahasiswa (DEMA) seluruh UINSA memaparkan keluh kesah yang sama. Saat ini dari
pihak DEMA seluruh fakultas telah membentuk Aliansi Mahasiswa bernama
Payung Advokasi Mahasiswa (PAM) yang bertujuan untuk merangkul mahasiswa dalam
berbagai persoalan, salah satunya adalah persoalan keterlambatan almamater.
“Ketidak jelasan pembagian
almamater bagi mahasiswa angkatan 2015 tentu sangat merugikan, seharusnya
pembagian almamater ini sudah terealisasi ketika mahasiswa telah menyelesaikan registrasi.
Bahkan hal seperti ini bukan hanya terjadi di tahun ini tapi tahun – tahun
sebelumnya juga terjadi” ujar Fatoni.
Menanggapi terkait belum dibaginya almamater Angkatan 2015 dari pihak Bagian
Umum Rektorat UINSA yang diwakili oleh Abdullah Rofiq Masud mengatakan sudah
mengupayakan pengadaan almamater mulai Tanggal 23 september 2015 dengan sistem
pelelangan online atau E – tendering dan selesai pada Tanggal 15
Oktober 2015 yang dimenangkan oleh CV. Mulya Raya Mandiri.
“Belum terealisasinya
pembagian almamater ini disebabkan kegagalan dari pihak CV. Mulya Raya Mandiri selaku
pemenang lelang yang tidak mampu menyelesaikan almamater sesuai target yang
sudah ditentukan. Alhasil, dari pihak CV. Mulya Raya Mandiri dikenai denda
sebanyak 11 juta dan di Blacklist sesuai dengan peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah (LKPP)”. Ujarnya dengan nada
serius.
Merespon dari kegagalan pengadaan
almamater untuk mahasiswa angkatan 2015, maka pihak umum kembali melakukan E
– tendering, dimulai pada tanggal 06 April 2016 sampai tanggal 26 April
2016 dan dimenangkan oleh CV. Mentari Bunga Laisa dengan harga penawaran Rp.
497.750.000,00 dan target menyediakan almamater sebanyak 5000 almamater.
Ketika ditanya penyebab
proses pengadaan almamater baru dilakukan lagi pada bulan April, Abdullah Rofiq
Masud menjelaskan bahwa proses pengadaan almamater ulang ini baru dilakukan
pada bulan April dikarenakan menunggu revisi dari pemerintah pusat dalam
pencairan dana untuk pengadaan almamater.
Abdullah Rofiq Masud juga
menginfokan bahwa almamater angkatan 2015 dan seterusnya akan mengalami
perubahan warna yang sebelumnya berwarna “biru gelap” akan diganti dengan warna
“hijau gelap” seperti warna hijaunya logo UINSA.
Ketika ditanyai terkait
kepastian pembagian almamater untuk mahasiswa angkatan 2015, Abdullah Rofiq
Masud belum bisa memastikan tapi dari asumsinya kemungkinan untuk proses
pengadaan almamater untuk angkatan 2015 dapat terpenuhi pada bulan Mei.
Mahasiswa berharap ada
solusi dari pihak kampus UINSA mengenai keterlambatan pembagian almamater.
Sudah seharusnya pihak kampus UINSA menanggapi permasalahan ini secara serius
dan mengklarifikasinya secara terbuka tentang masalah keterlambatan pembagian
almamater, agar tidak terjadi kegaduhan dan saling tuding.

0 Komentar